Memahami Hubungan Erat antara HPV dan Kanker Serviks

Memahami Hubungan Erat antara HPV dan Kanker Serviks

Memahami Hubungan Erat antara HPV dan Kanker Serviks

Vaksin HPV dan Kanker Serviks: Perlindungan yang Tak Tergantikan

Human Papillomavirus (HPV) adalah penyebab utama kanker serviks pada perempuan di seluruh dunia. Menurut World Health Organization (WHO), hampir 99% kasus kanker serviks terkait langsung dengan infeksi HPV, khususnya tipe 16 dan 18 yang tergolong berisiko tinggi (high-risk HPV). Virus ini menular terutama melalui hubungan seksual dan sering kali tidak menimbulkan gejala pada tahap awal.

Infeksi HPV yang menetap dapat menyebabkan perubahan pada sel-sel leher rahim. Jika tidak terdeteksi dan diobati, perubahan ini dapat berkembang menjadi kanker serviks dalam waktu bertahun-tahun. Inilah sebabnya mengapa HPV dianggap sebagai faktor risiko terbesar dan paling dapat dicegah dalam kasus kanker serviks.

Mengapa Vaksin HPV Jadi Langkah Pencegahan Utama?

Vaksin HPV adalah inovasi medis yang mampu memberikan perlindungan spesifik terhadap tipe HPV yang paling sering menyebabkan kanker serviks. Vaksin seperti Gardasil, Gardasil 9, dan Cervarix telah terbukti mampu mencegah sebagian besar infeksi HPV berisiko tinggi.

Studi jangka panjang yang diterbitkan di The Lancet menunjukkan bahwa pemberian vaksin HPV pada usia remaja dapat menurunkan risiko kanker serviks hingga 87% di kemudian hari. Vaksin ini bekerja dengan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan virus HPV sebelum infeksi dapat terjadi.

Namun, penting diingat bahwa vaksin HPV bersifat pencegahan, bukan pengobatan. Artinya, vaksin harus diberikan sebelum seseorang terpapar HPV agar manfaatnya maksimal. Karena itu, WHO dan Kementerian Kesehatan Indonesia merekomendasikan vaksinasi HPV dimulai pada usia 9–14 tahun.

Baca Juga: Cegah Kanker Serviks dan Penyakit Menular Seksual dengan Vaksin HPV

Pentingnya Skrining Meski Sudah Vaksin

Banyak orang beranggapan bahwa setelah menerima vaksin HPV, mereka tidak lagi memerlukan skrining kanker serviks. Pandangan ini keliru. Vaksin HPV memang memberikan perlindungan yang luas, tetapi tidak melindungi dari semua tipe HPV penyebab kanker serviks. Masih ada kemungkinan kecil terinfeksi tipe HPV lain atau kanker serviks yang tidak terkait HPV.

Oleh karena itu, skrining rutin seperti Pap smear atau tes HPV DNA tetap penting dilakukan. Skrining berfungsi untuk mendeteksi perubahan sel serviks sejak dini, sehingga penanganan dapat dilakukan sebelum berkembang menjadi kanker.

WHO merekomendasikan perempuan usia 21 tahun ke atas untuk melakukan pemeriksaan Pap smear setiap 3 tahun sekali, atau tes HPV DNA setiap 5 tahun sekali.

Perlindungan Terbaik: Kombinasi Vaksinasi dan Skrining

Strategi paling efektif untuk melindungi diri dari kanker serviks adalah menggabungkan vaksinasi HPV dengan skrining rutin. Vaksin memberikan pertahanan awal terhadap infeksi berisiko tinggi, sementara skrining memastikan tidak ada sel abnormal yang terlewatkan.

Pendekatan kombinasi ini telah terbukti menurunkan angka kematian akibat kanker serviks secara signifikan di negara-negara dengan cakupan vaksinasi dan skrining yang tinggi.

Kesimpulan

Kanker serviks adalah salah satu kanker yang paling dapat dicegah jika langkah pencegahan dilakukan secara tepat. Vaksin HPV memberikan perlindungan yang tak tergantikan terhadap infeksi penyebab utama kanker serviks, namun skrining tetap menjadi senjata penting untuk deteksi dini.

Melindungi diri berarti melindungi masa depan. Dapatkan vaksinasi HPV sedini mungkin dan lakukan pemeriksaan rutin untuk memastikan kesehatan reproduksi Anda tetap optimal.

Baca Juga: Efek Samping Vaksin HPV: Mitos atau Fakta?

Lindungi diri dan orang yang Anda cintai dari risiko kanker serviks dan penyakit menular seksual. Segera lakukan vaksinasi HPV di Klinik Sava Medika. Hubungi kami sekarang untuk informasi jadwal dan ketersediaan vaksin.

Hubungi kami di 0812-8307-9494 untuk konsultasi Kesehatan Anda
Kunjungi savamedika.co.id untuk informasi lebih lanjut